Sebagai kawasan tahura (Taman
Hutan Rakyat), lokasi puncak Gunung Nipa-Nipa (Amarilis) Kota Kendari telah
memiliki daya tarik tersendiri untuk masyarakat Kota kendari. Hal tersebut
dikarenakan puncak Gunung Nipa-Nipa (Amarilis) memberikan sajian pemandangan Kota
Kendari yang sangat menarik utamanya dimalam hari. Tahura yang memiliki puncak
gunung yang indah ini sebenarnya menjadi kawasan tahura yang membagi Kota
Kendari dan Kab. Konawe di Sulawesi Tenggara.
Selain pemandangan yang indah,
puncak amarilis merupakan salah satu lokasi wisata yang tergolong mudah diakses
bagi masyarakat Kota Kendari dikarenakan oleh jalur pendakian menuju puncak
yang memiliki posisi start ditengah Kota Kendari dan kondisi jalur pendakian
yang memberi sensasi tersendiri bagi yang memiliki jiwa petualangan, selain itu
puncak Gunung Nipa-Nipa (Amarilis) juga memiliki aliran sungai beserta air
terjun yang tak kalah indah yang menambah daya tarik kawasan wisata ini.
Kondisi indah yang ditawarkan
puncak amarilis ini berbanding terbalik dengan perlakuan masyarakat yang
menikmati keindahannya. Yang sangat memprihatinkan adalah kondisi pepohonan
yang sering mendapat perlakuan tidak sewajarnya dimana pepohonan sering
ditebang untuk digunakan sebagai bahan api unggun dan memasak bagi pengunjung
yang melakukan aktifitas kemping dimalam hari. Selain itu pepohonan juga
ditebangi dengan peruntukan yang tidak jelas seperti pembukaan lokasi untuk
mendirikan tenda dan kegiatan-kegiatan lain yang sangat merusak. Sehingga dipuncak
gunung dengan jelas dapat dilihat hutan yang telah gundul akibat perlakuan
manusia yang tidak memiliki kepedulian pada alam. Dampak lain yang ditimbulkan
dari penebangan pohon dipuncak gunung adalah meningkatnya debit air yang
mengalir dari puncak gunung hingga di tengah Kota kendari yang berdampak pada
tingginya potensi banjir akibat dari berkurangnya serapan air dipuncak gunung.
Ardadya patala yang memiliki
fokus kegiatan dalam pelestarian alam melihat keadaan ini sebagai hal yang
serius dan perlu mendapat penanganan secepatnya. Untuk itu Ardaya patala
melakukan kordinasi kepada pihak terkait dalam hal ini pemerintah kota Kendari
untuk memperoleh dukungan dalam menghijaukan kembali puncak gunung amarilis
dengan melakukan kegiatan penanaman kembali puncak gunung.
Meski tidak memperoleh dukungan
penuh pemerintah, Ardaya patala tetap melakukan aksi penanaman pohon di puncak
gunung amarilis dengan melibatkan seluruh anggota dan masyarakat kota kendari
yang memiliki kepedulian pada bumi yang dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2012
yang sekaligus menandai peralihan tahun 2012 ke tahun 2013 dengan harapan baru
dan kondisi bumi yang lebih baik. Pada aksi tersebut Ardaya patala menanam
pohon matoa (tanaman Khas Papua) yang selain memiliki peluang hidup yang besar
karena merupakan jenis tumbuhan tropis dan tergolong mudah tumbuh, selain itu pohon
matoa juga memiliki buah yang dapat dikonsumsi dengan sensasi rasa yang sangat
nikmat.
Beratnya medan yang harus
ditempuh untuk mencapai puncak ditambah dengan beban dari benih yang harus
dibawa hingga kepuncak tidak menyurutkan semangat anggota Ardaya patala dalam
melakukan aksinya, hal ini ditandai dengan berhasil ditanamnya bibit matoa yang
berjumlah lebih kurang 150 buah di puncak gunung amarilis dengan sukses dan
diharapkan dapat menginspirasi seluruh masyarakat Kota kendari untuk lebih
mencintai bumi.
Semoga apa yang dilakukan oleh
Ardaya patala ini dapat memberi arti positif untuk bumi secara umum dan secarra
khusus dapat memberi manfaat untuk masyarakat kota kendari. Dan yang menjadi
harapan Ardaya patala adalah meningkatnya kepedulian Masyarakat dan pemerintah
dalam aksi-aksi pelestarian alam.
Sampai jumpa pada aksi Ardaya
Patala yang lain……. Salam lestari….
Semangat kita untuk melestarikan bumi semoga bisa menjadi inspirasi untuk sahabat2 alam yang lain untuk lebih peduli lagi terhadap kondisi lingkungan kita yang semakin kritis akibat ulah orang2 yg hanya peduli dengan kepentingan perutnya sendiri.
BalasHapus