Rabu, 02 Oktober 2013

AKSI PENANAMAN POHON DIPUNCAK GUNUNG NIPA-NIPA (AMARILIS) KENDARI

Sebagai kawasan tahura (Taman Hutan Rakyat), lokasi puncak Gunung Nipa-Nipa (Amarilis) Kota Kendari telah memiliki daya tarik tersendiri untuk masyarakat Kota kendari. Hal tersebut dikarenakan puncak Gunung Nipa-Nipa (Amarilis) memberikan sajian pemandangan Kota Kendari yang sangat menarik utamanya dimalam hari. Tahura yang memiliki puncak gunung yang indah ini sebenarnya menjadi kawasan tahura yang membagi Kota Kendari dan Kab. Konawe di Sulawesi Tenggara.
Selain pemandangan yang indah, puncak amarilis merupakan salah satu lokasi wisata yang tergolong mudah diakses bagi masyarakat Kota Kendari dikarenakan oleh jalur pendakian menuju puncak yang memiliki posisi start ditengah Kota Kendari dan kondisi jalur pendakian yang memberi sensasi tersendiri bagi yang memiliki jiwa petualangan, selain itu puncak Gunung Nipa-Nipa (Amarilis) juga memiliki aliran sungai beserta air terjun yang tak kalah indah yang menambah daya tarik kawasan wisata ini.

Kondisi indah yang ditawarkan puncak amarilis ini berbanding terbalik dengan perlakuan masyarakat yang menikmati keindahannya. Yang sangat memprihatinkan adalah kondisi pepohonan yang sering mendapat perlakuan tidak sewajarnya dimana pepohonan sering ditebang untuk digunakan sebagai bahan api unggun dan memasak bagi pengunjung yang melakukan aktifitas kemping dimalam hari. Selain itu pepohonan juga ditebangi dengan peruntukan yang tidak jelas seperti pembukaan lokasi untuk mendirikan tenda dan kegiatan-kegiatan lain yang sangat merusak. Sehingga dipuncak gunung dengan jelas dapat dilihat hutan yang telah gundul akibat perlakuan manusia yang tidak memiliki kepedulian pada alam. Dampak lain yang ditimbulkan dari penebangan pohon dipuncak gunung adalah meningkatnya debit air yang mengalir dari puncak gunung hingga di tengah Kota kendari yang berdampak pada tingginya potensi banjir akibat dari berkurangnya serapan air dipuncak gunung.
Ardadya patala yang memiliki fokus kegiatan dalam pelestarian alam melihat keadaan ini sebagai hal yang serius dan perlu mendapat penanganan secepatnya. Untuk itu Ardaya patala melakukan kordinasi kepada pihak terkait dalam hal ini pemerintah kota Kendari untuk memperoleh dukungan dalam menghijaukan kembali puncak gunung amarilis dengan melakukan kegiatan penanaman kembali puncak gunung.
Meski tidak memperoleh dukungan penuh pemerintah, Ardaya patala tetap melakukan aksi penanaman pohon di puncak gunung amarilis dengan melibatkan seluruh anggota dan masyarakat kota kendari yang memiliki kepedulian pada bumi yang dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2012 yang sekaligus menandai peralihan tahun 2012 ke tahun 2013 dengan harapan baru dan kondisi bumi yang lebih baik. Pada aksi tersebut Ardaya patala menanam pohon matoa (tanaman Khas Papua) yang selain memiliki peluang hidup yang besar karena merupakan jenis tumbuhan tropis dan tergolong mudah tumbuh, selain itu pohon matoa juga memiliki buah yang dapat dikonsumsi dengan sensasi rasa yang sangat nikmat.
Beratnya medan yang harus ditempuh untuk mencapai puncak ditambah dengan beban dari benih yang harus dibawa hingga kepuncak tidak menyurutkan semangat anggota Ardaya patala dalam melakukan aksinya, hal ini ditandai dengan berhasil ditanamnya bibit matoa yang berjumlah lebih kurang 150 buah di puncak gunung amarilis dengan sukses dan diharapkan dapat menginspirasi seluruh masyarakat Kota kendari untuk lebih mencintai bumi.
Semoga apa yang dilakukan oleh Ardaya patala ini dapat memberi arti positif untuk bumi secara umum dan secarra khusus dapat memberi manfaat untuk masyarakat kota kendari. Dan yang menjadi harapan Ardaya patala adalah meningkatnya kepedulian Masyarakat dan pemerintah dalam aksi-aksi pelestarian alam.
Sampai jumpa pada aksi Ardaya Patala yang lain……. Salam lestari….





Penulis : Amran Alimuddin (NA. 2012 011079 001)

1 komentar:

  1. Semangat kita untuk melestarikan bumi semoga bisa menjadi inspirasi untuk sahabat2 alam yang lain untuk lebih peduli lagi terhadap kondisi lingkungan kita yang semakin kritis akibat ulah orang2 yg hanya peduli dengan kepentingan perutnya sendiri.

    BalasHapus