Sabtu, 14 September 2013

KONDISI SUNGAI DI JLN. DR. M. HATTA KOTA KENDARI

Kondisi Sungai saat kemarau
Nama sungai memang tidak jelas, namun masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan sungai  apu-dapura atau sungai  perbatasan, mungkin karena posisi sungai  ersebut yang sekaligus menjadi batas antara dua kelurahan yakni Kel. Dapu-Dapura dan Kel. Sanua Kota Kendari. 
Kondisi sungai  ini sangat memprihatinkan, ditandai dengan alih fungsi sungai yang kini sudah menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat utamanya masyarakat yang berada di hulu dan hilir sungai dan juga berada di daerah ketinggiang/pegunungan. Bila dibandingkan dengan kondisi sungai beberapa tahun lalu, kondisi sungai  ini semakin parah dan sembraut yang dipicu oleh semakin bertambah padatnya penduduk yang bermukim didaerah dipegunungan. Bertambahnya penduduk sebenarnya tidak berdampak langsung pada kondisi sungai yang semakin memburuk bila masyarakata memiliki kesadaran dan kepedulian untuk tidak membuang sampah disungai. 
Kondisi sungai saat hujan sungai dipenuhi sampah
Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh anggota Ardaya Patala, diperoleh informasi dan kondisi bahwa hampir seluruh masyarakat yang bermukim di gunung utamanya di bibir kali membuang sampah disungai karena minimya kesadaran dan pengetahuan akan dampak dari membuang sampah di sungai dan pentingnya menjaga kelestarian alam. Selain itu kondisi mental masyarakat yang menjadikan sungai  sebagai tempat pembuangan sampah juga disebabkan tidak adanya akses pembuangan sampah yang baik yang disediakan pemerintah.
Tidak berhenti sampai disitu Ardaya Patala juga mengadakan penggalian informasi secara tidak langsung  dari pemerintah setempat dan diperoleh informasi bahwa salah satu penyebab tidak adanya akses pembuangan sampah karena kondisi pemukiman yang sangat rapat dan padat serta memiliki jalan/gang yang cenderung menanjak dan tidak rata sehingga mobil penganggkut sampat / truk sampah tidak dapat menjangkau daerah tersebut.
Kondisi tersebut seharusnya tidak menjadi kondisi nyata tanpa ada pemecahannya seperti saat ini karena dampak yang dihasilkan dari sampah yang dibuang di sungai sangat meresahkan masyarakat yang berada di bawah gunung atau muara sungai karena hampir disetiap turun hujan terjadi banjir yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran air.
Dapat dibayangkan bila smpah ini sampai kelaut.
Sebenarnya ada bentuk kepedulian yang dilakukan pemerintah, namun sifatnya insidentil (hanya dilakukan pasca banjir) yakni pembersihan/pengankatan sampah dari sungai. Cara tersebut sebenaranya baik namun sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Karena dapat dipastikan hanya dalam beberapa saat setelah proses pembersihan dilakukan, sungai akan kembali dipenuhi sampah dan dapat dibayangkan kondisi teluk kendari yang semakin parah karena beralih fungsi sungai sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dari sampah-sampah masyarakat yang dibuang dikali.

Untuk itu kami yang tergabung dalam Komunitas Ardaya Patala Kendari mengajak pemerintah untuk lebih serius menangani masalah pengelolaan sampah utamanya bagi masyarakat yang berada didaerah pegunungan. sebaiknya pemerintah jagan hanya berorientasi pada pemulihan pasca banjir namun juga berorientasi penuh pada kondisi pra banjir dengan menyediakan solusi dan tindak nyata dalam pengelolaan sampah bagi masyarakat di pegunungan, akan lebih sulit dan memerlukan pengorbanan besar bila memulihkan susatu kondisi dari kehancuran dari pada melakukan pencegahan, dapat dibayangkan berapa besar alokasi anggaran yang harus disediakan bila diadakan pengerukan teluk kandari dari sampah, namun hanya butuh pengorbanan yang tidak besar namun serius untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat agar lebih mencintai lingkungannya.  

Semoga kondisi ini dapat menggugah kita untuk lebih bijak menyikapi alam.........

Salam lestari................



Penulis : Amran Alimuddin (NA. 2012 011079 001)

2 komentar:

  1. selain banjir, apa masyarakat juga tdk sadar ancaman beragam penyakit yg akan menyerang mereka dan anak-anak mereka...
    pemerintah sapertinya lupa "lebih baik mencegah dari pada mengobati"
    menyedihkan....!!!!

    BalasHapus
  2. selain banjir, apa masyarakat juga tdk sadar ancaman beragam penyakit yg akan menyerang mereka dan anak-anak mereka...
    pemerintah sapertinya lupa "lebih baik mencegah dari pada mengobati"
    menyedihkan....!!!!

    BalasHapus